Blogger Jateng

Bisakah kau membedakannya?



A.     PENGAJARAN INDIVIDUAL
1.      Pengertian Pengajaran Individual
Istilah “Pengajarn Individual” atau Pengajaran Perseorangan” merupakan suatu strategi untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menrut duane (1973) pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa bimbingan guru.
Pengajaran individual yaitu suatu pengajaran dimana: Memberikan kesempatan kepada siswa kapan,mengenai apa ia belajar, ia mengatur  waktu, tempat, dan materi yang akan dipelajarinya.Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing; yang pandai belajar lebih cepat dan sebaliknya yang lambat belajar tenang sesuai dengan kecepatannya tanpa terseret-seret oleh siswa yang lebih pandai.Siswa dapat memilih sendiri urutan unit-unit topik-topik pokok yang dipelajari dan tidak usah mengikuti jalur kesenangan guru.
Siswa belajar secara tuntas,maksudnya siswa menempuh ulangan bilamana ia sudah merasa siap untuk itu dan memperbaikinya sampai penguasaanya memenuhi syarat minimum . Setiap unit yang dipelajarinya memuat tujuan instruksional khusus yang jelas dan kemampuan siswa pada akhir kegiatan itu diukur berdasarkan kepada tujuan instruksional khusus itu. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan system nilai mutlak (criterion-referenced)bukan system nilai nilai relative(norm-referenced).Guru bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator belajar siswa bukan sebagai penilai.Guru membantu bila siswa memerlukannya.
Lebih banyak media pendidikan (multi media ) dipergunakan, seperti: film,slaids,piringan hitam,model,pita suara,pita pandang dengar (video tape),dan sebagainya.Hasil test tidak pakai sebagai penentu apakah ia lulus atau tidak,tetapi lebih bersifat sebagai pengecek kemampuan siswa.Setiap tujuan instruksionalnya khusus yang belum dicapai siswa didiskusikan dengan gurunya.
Adanya perbedaan individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, agar individual dapat berkembang secara optimal dalam proses belajar diperlukan orientasi yang paralel dengan kondisi yang dimilinya dituntut penghargaan akan individualitas. Dalam pengajaran beberapa perbedaan yang harus diperhatikan, yakni:
1)      Perbedaan umur
2)      Perbedaan intelegensi
3)      Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
4)      Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus mengenal perbedaan yang ada pada siswa, antara lain dengan cara:Tes, Mengunjungi rumah prang tua siswa, Sosiogram, Case study

2.      Model Pembelajaran
Merupakan bentuk pembelanjaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model-model tersebut antara lain:
1)      Model interaksi sosial. Pembelajaran yang berinteraksi langsung antara guru dan siswanya.
2)      Model pengolahan informasi. Mengolah informasi yang akan di sampaikan kepada siswanya dan mengolah pelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya, mana yang baik ataupun yang kurang baik bagi siswa
3)      Model Personal. Pembelajaran yang langsung kepada siswanya secara perorangan.
4)      Model modifikasi tingkah laku. Setiap melakukan pembelajaran sebaiknya selalu mengganti suasa agar siswa tidak cepat bosan terhadap pelajaran yang akan diajarkan.

Pengajaran individual dapat mencakup cara-cara pengaturan sebagai berikut:
1)      Rencana Studi Mandiri ( Independent Study Plans)
Guru dan siswa bersama-sama mengadakan perjanjianmengenai materi pelajaran yang akan dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarya sendiri dan diberikan kesempatan untk berkonsultasi secara berkala kepada guru untukmemperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan tugas-tugas perseorangan.
2)      Studi yang Dikelola Sendiri
Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
3)      Program Belajar yang berpusat pada Siswa (Learner Centered Program)
Dalam batas -batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, maereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan.
4)      Belajar Menurut Kecepatan Sendiri (Self-Pacing)
Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetakan oleh guru. Sema siswa arus mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sama, namn mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam mempelajari materi pelajaran tersebut.
5)      Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri (Sstudent Determined Intruction)
Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut: penentuan tujuan pembelajaran (umum dan khusus), pilihan media pembelajaran dan nara suumber,  penentuan alokasi waktu untukmempelajari berbagai topik,penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi sendiri pencapain tujuan pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
6)      Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Intruction). Mencakup enam unsur dasar, yaitu:
a.       Kerangka waktu yang luwes
b.      Adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki keselahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada isiwa untuk ;melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya
c.       Pemberian kesempatan kepada kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai
d.      Penilain kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes; e) pemilihan lokasi belajar yang bebas; dan f) adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat dipilih.
7)      Pembelajaran Perseorangan Tertuntun (Indivully Pescribed Instruction)
Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram. Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan ini berkaitan dengan materi pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa
8)      Metode yang digunakan dalam pengajaran Individual
a.       Metode Tanya Jawab
Untuk mencipatakan kehidupan interaksi belajar mengajar perlu guru menimbulkan metode Tanya jawab atau dialaog, ialah suatu metode untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengar pelajaran.
Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan keterampilaan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan dan menerapkan.
Penggunaan metode Tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar. Metode Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat ingat tentang apa yang dipelajari.Metode Tanya jawab ini layak dipakai bila dilakukan :
·         Sebagai pengulang pelajaran yang telah lalu
·         Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran
·         Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka terpusat pada masalah.
b.      Metode Tugas
Metode tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah asalkan tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas biasanya bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas bisa merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individuala ataupun kelompok.
c.       Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu guru yang ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami metode ini.
d.      Metode Pembiasaan
Secara Etimologi pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “biasa” adalah, lazim dan umum, dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika pada penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia anak-anak kecil dari usia 3 – 11 tahun, karena anak seusianya memiliki rekaman ingatan yang sangat kuat dan kondisi kepribadiannay yang belum matang sehingga mereka mudah terlarut dalam kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari – hari. Tetapi bukan tidak mungkin bila metode pemhajaran pembiasaan ini diterapkan pada tingkat awal remaja dan remaja.
e.       Metode Keteladanan
Keteladanan dalam bahasa arab di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti perilaku baik yang dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran individual adalah teknik bertanya dan memberi motivasi, menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang siswa.Sedangkan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran individual adalah pendekatan konstruksivisme, pendekatan masalah, dan realistik.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tipe pengajaran individual, yaitu:
1)      Staf pengajar. Staf pengajar berpengaruh dalam pengajaran individual pada siswa,diman apengajar berfunsi sebagai pengarah dan motivator dalam proses belajar siswa.
2)      Persoalan Penjadwalan. Sistem penjadwalan dalam pengajaran sangat berpengaruh dalam pengajaran,dimana terkadang siswa perlu diberikan kesempatan untuk menentukan sendiri kapan,tentang apa,dan dimana ia belajar.
3)      Kondisi Ruangan. Kondisi ruangan merupakan factor pendukung dalam pengajaran,dimana kondisi ruangan perlu diperhatikan agar siswa nyaman dalam proses belajar.
4)      Tujuan Pengajaran. Tentunya tujuan pengajaran sangat diperlukan agar proses pembelajaran terarah bagi siswa,dan demi tercapainya tujuan pengajaran siswa harus melalui tahap-tahap yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa tersebut.
5)      Perencanaan Keller. Perencanaan Keller terdiri atas sebuah buku teks standard an sejumlah pedoman tertulis untuk belajar yang dimana pedoman tersebut berisi tujuan instruksional tentang unit yang dipelajari dan bertindak sebgai penghubung antara buku teks (materi buku) dengan pertanyaan-pertanyaan.Tipe ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih urutan (jalur) unit-unit yang dipelajarinya dengan kata lain yaitu Bebas Terpimpin.
6)      Pengajaran Mini. Pelajaran mini atau “minicourse” atau AT (Audio Tutorial) mulai dikembangkan sekitar tahun 1961 oleh Samuel N.Postlet hwait dalam pelajaran botani di Universitas Purdue,di Indiana,Amerika Serikat.Tipe ini terutama dipergunakan untuk ilmu pengetahuan alam praktis seperti geologi atau biologi.Pelajaran mini umunya berupa paket-paket kecil dengan media banyak,yang terdiri atas petunjuk untuk belajar yang berisi tujuan instruksional khusus,rekaman komentar(penjelasan), slaids, film, model, kaset,dan lain-lain.
B.     PENGAJARAN KLASIKAL
Suatu kenyataan yang sering kali kita lihat, sebagian besar pengajaran di sekolah-sekolah menengah dan di perguruan tinggi diberikan secara klasikal. Artinya, pengajar memberi penjelasan kepada sejumlah murid atau mahasiswa secara lisan. Banyak yang menganggap, bentuk pengajaran klasikal tersebut merupakan bentuk yang paling tepat. Selain karena dipandang efisien, mereka dahulu pun diajar dengan bentuk pengajaran seperti itu.
Pada dasarnya dengan bentuk pengajaran klasikal seorang pengajar dapat mengajar suatu kelompok dengan jumlah murid yang tak terbatas.Pada kenyataannya selama pengajaran klasikal itu murid harus mengerjakan dua hal yaitu mendengarkan dan membuat catatan. Ada dua pendapat mengenai hal ini . pendapat pertama mengatakan mendegar dan mencatat bukan pekerjaan yang sulit bagi mahasiswa. Mereka dapat melakukan kedua hal itu. Tetapi bagi pelajar sekolah menengah rupanya kedua hal itu cukup sulit dilakukan. Guru harus mencari waktu khusus untuk mendiktekan bahanyang harus dicatat oleh murid, sebagai cara untuk sedikit meringankan kesulitan. Sedangkan pendapat yang lain mengatakan, kita jangan sampai keliru. Karena menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh McLeish pada tahun 1968, ternyata setelah mengikuti kuliah mahasiswa hanya dapat mengingat empat puluh persen dari informasi terpenting yang disampaikan oleh pengajar.
Dengan demikian dapat dikatakan, walaupun kuliah mimbar mungkin baik karena dengan itu pihak mahasiswa tidak banyak menemui kesulitan dalam hal mendengatkan dan mencatat, tetapi ternyata memberi akibat yang kurang menguntungkan pula.
Seringkali bentuk pengajaran klasikal dipakai karena beberapa alasan. Ruangan dan tenaga pengajar yang tersedia kurang mencukupi kebutuhan, padahal jumlah mahasiswa yang ditampung cukup besar. Alasan lain ialah keadaan organisasi sekolah umumnya sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan pengajar memilih bentuk pengajaran lain. Umpamanya saja jadwal mata kulaih atau mata pelajaran ditentukan tanpa terlebih dahulu berundingdengan pengajar yang bersangkutan.
Guru tampaknya sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lain-lain sepenuhnya ada ditangan guru. Metode pembelajaran klasikal konvensional biasanya menuntut disiplin yang tinggi dari para siswa, dan guru memiliki otoritas penuh di ruang kelas. Pelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila dalam proses pelajarannya lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru. Penyajian lebih menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau dipahami siswa. Metode yang digunakan cenderung metode ceramah dan tanya jawab bervariasi.
Pembelajaran klasikal akan memberi kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena dalam pelajaran klasikal secara umum materi pelajarannya akan seragam diserap oleh siswa. Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Proses pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak atau mendengarkan, membentuk kemampuan dalam mendengarkan dan kemampuan dalam bertanya.
1.      Model pengajaran klasikal
Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas pokok-pokok pemikiran bahwa hasil proses pembelajaran. Selain berupa penguasaan siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran tertentu, juga berupa kecakapan lainnya yang secara implisit diperoleh melalui pengalaman belajar. hasil samping yang positif atau bermanfaat.
2.      Tujuan Pengajaran Klasikal
Pengajaran klasikalmerupakan kemampuan belajar yang utama. Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Secara ekonomis,pembiayaan kelas studi lebih murah, oleh karena itu ada jumlah minimum pembelajar atau siswa dalam kelas. Jumlah pembelajar atau siswa tiap kelas pada umumnya berkisar antara 10-45 orang. Dengan jumlah tersebut seorang pembelajar atau siswa masih dapat belajar secara klasikal berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan pelajaran. Pengelolaan kelas adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar.
3.      Metode yang biasa digunakan dalam Pengajaran Klasikal
a.       Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
b.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
4.      Teknik yang biasa digunakan dalam Pembelajaran Klasikal
Teknik yang biasa digunakan dalam Pembelajaran Klasikal:
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Pembelajaran klasikal yang dibahas dalam makalah ini adalah menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan teknik probing-prompting agar partisipasi dan aktivitas siswa tinggi. Pada umumnya siswa akan belajar (berpikir-bekerja) secara individu, sehingga mereka dapat melatih diri dalam memupuk rasa percaya diri. Dengan teknik ini, indikator dari pendekatan kontekstual tetap diperhatikan. Urutan kegiatan dalam pembelajaran klasikal, yaitu :
·         Guru menjelaskan definisi
·          Membuktikam rumus
·         Memberi contoh
·         Memberi soal latihan

5.      Pendekatan yang tepat dalam Pembelajaran Klasikal
Dalam melaksanakan suatu proses belajar mengajar, sebaiknya setiap guru melakukannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru dengan pendekatan tertentu akan bermakna, apabila materi yang disajikan kepada siswa dapat dimengerti oleh sebagian besar siswa atau seluruh siswa. Harus dipahami, bahwa kadang-kadang guru dalam mengajar, melakukan pendekatan dengan cara lain sedangkan siswa juga melakukannya dengan pendekatan yang tidak diberikan oleh gurunya. Misalnya, guru menyampaikan operasi penjumlahan dengan pendekatan garis bilangan, tetapi siswa dapat melakukannya dengan pendekatan himpunan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran klasikal biasanya menggunakan pendekatan spiral. Pendekatan spiral adalah pendekatan yang dipakai untuk mengajarkan konsep. Selanjutnya dikatakan bahwa pendekatan spiral materi tidak diajarkan dari awal sampai selesai dalam sebuah selang waktu, tetapi diberikan dalam beberapa selang waktu yang terpisah-pisah. Pada selang waktu pertama konsep diajarkan secara sederhana, misalnya dengan cara intuitif melalui benda-benda konkret atau gambar-gambar sesuai dengan kemampuan murid.
Pada tahap berikutnya konsep yang diajarkan secara sederhana dapat diperluas lagi, sehingga murid dalam belajar matematika dapat dilakukannya secara sistematik. Secara singkat dapat dikatakan pendekatan spiral merupakan suatu prosedur yang dimulai dengan cara sederhana dari konkret ke abstrak, dari cara intuitif ke analisa dari eksplorasi (penyelidikan) kepenguasaan dalam jangka watu yang cukup lama, dalam waktu yang terpisah-pisah mulai dari tahap yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
C.    Perbedaan Pengajaran Individual dan Klasikal
Bantuan dan bimbingan belajar kepada individual juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada masing-masing pribadi, sedangkan pada pembelajaran klasika pembelajaran memberi bantuan individual secara umum. Prinsip-prinsip perbedaan pengajaran indivisual dan klasikal yaitu :
1)      Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan di dalam kegiatan belajar.
2)      Keaktifan menurut psikologi anak adalah makhluk yang aktif
3)      Keterlibatan langsung/ pengalaman belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami sendiri dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain.
4)      Perbedaan individual siswa merupakan makhluk individual yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas.
                        Sebagai ilustrasi, bantuan pembelajaran kelas tiga kepada pembelajaran yang membaca dalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran individual, pada membaca dalam hati secara individual pembelajaran menemukan kesukaran sendiri-sendiri.
Kelebihan pengajaran individual dan klasikal:
a.       Guru dapat mengetahui atau dapat membedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
b.      Guru dapat mengetahui pelajaran yang belum dimengerti oleh siswanya.Guru dapat membedakan antara yang pintar dan yang belum pintar pada saat memberikan nilai.
Kelemahan pengajaran individual dan klasikal:
a.       Guru dapat mengontrol siswa-siswa dalam kegiatan belajar.
b.      Siswa biasanya malas belajar sendiri karena siswa tidak ada motivasi belajar pada belajar sendiri.
c.       Pada saat belajar siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing tidak mau melihat kepapan tulis atau mendengarkan guru yang sedang menerangkan.
                 
      Bantuan dan bimbingan belajar kepada individual juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada masing-masing pribadi, sedangkan pada pembelajaran klasika pembelajaran memberi bantuan individual secara umum. Prinsip-prinsip perbedaan pengajaran indivisual dan klasikal yaitu:
1)     Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan di dalam kegiatan belajar
2)     Keaktifan menurut psikologi anak adalah makhluk yang aktif
3)     Keterlibatan langsung/ pengalaman belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami sendiri dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain
4)     Perbedaan individual siswa merupakan makhluk individual yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas.. Sebagai ilustrasi, bantuan pembelajaran kelas tiga kepada pembelajaran yang membaca dalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran individual, pada membaca dalam hati secara individual pembelajaran menemukan kesukaran sendiri-sendiri.
Kelebihan pengajaran individual dan klasikal:
1)     Guru dapat mengetahui atau dapat membedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
2)     Guru dapat mengetahui pelajaran yang belum dimengerti oleh siswanya
3)     Guru dapat membedakan antara yang pintar dan yang belum pintar pada saat memberikan nilai.
Kelemahan pengajaran individual dan klasikal:
1)     Guru dapat mengontrol siswa-siswa dalam kegiatan belajar
2)     Siswa biasanya malas belajar sendiri karena siswa tidak ada motivasi belajar pada belajar sendiri.
3)     Pada saat belajar siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing tidak mau melihat kepapan tulis atau mendengarkan guru yang sedang menerangkan.

DAFTAR PUSTAKA:
Math, Aliphi. 2014. ”Pengajaran inidividual dan klasikal”. [Online].
Flena, Mariano. 2012. Pengajaran inidividual dan klasikal”. [Online]. http://marianoflena.blogspot.co.id/2012/01/pengajaran-individual-dan-klasikal.html (diakses pada tanggal 13 Oktober 2015)