Blogger Jateng

Saat Senja Menyapa


Dari mataku; seekor kupu-kupu menjelajahi garis di telapak tanganmu, begitu panjang, dan hilang saat senja di matamu datang.

Saat senja menyapa, aku menyadari bahwa masih banyak hal indah yg Allah ciptakan selain Kamu

Kau tahu? #senja adlh saat terbaik menceritakan kisah rindumu pd dunia, sebab di sana akan kau temukan jawbn diantara angin dan pejaman mata

...aku enggan menceritakanmu saat senja begini. Kau jauh lebih cantik dari itu

Saat nanti senja kembali,redam sejenak hujan yang menuntut malam panjang itu,sampai senja beranjak dari sini

Tuhan, bahuku sudah lama menjadi pelabuhan airmatanya. Ku harap jika aku tiada, Kaulah tempatnya bercerita saat merindukanku

Aku baru sadar bahwa ada yg lbh indah dr senyummu, yaitu tawa kecilmu yg slalu ku rindukan saat kita duduk bersama menikmati indahnya senja

apakah kautahu seperti apa tanah kelahiran air mata, kekasih? seperti senja saat tenggelam di pelupukmu yang geming.

Jika kamu tahu arti airmata, kamu akan tahu makna hujan saat senja.

Engkau meninggalkanku; aroma tubuhmu, juga sebuah kecupan di kening. Yang menjadi abadi saat kau tak kembali.

Jangan kurangi pahala hari ini dengan mengeluh, mengumpat, menimbun dendam, hingga saat senja hanya lelah yang kita rasa.

Pada saat mrk telah berada di usia senja itu, kesadaranku untuk melihat mereka tersenyum lepas dgn tenteram, sangat besar

Saat senja enggan menyala, Ijinkan kuselami keteduhamu, sebagai tabib ringkih kesepianku.

Saat temaram datang, jangan ikut tenggelam bersama mentari. Tapi bersinarlah bersama senja walau ia tanpa pelangi.

Senja itu spesial. Hanya datang pada waktu tertentu. Saat dia datang dia membawa keindahan..

Senja masih tak berparas bagiku, saat luka bergoresan di ulu. Laraku mengalir di hilir tak berhulu

Saat jingga bersetubuh dengan gelap, sepasang mata sibuk kemasi air matanya; seakan takut, senja mencuri rindu miliknya.

Kebersamaan kita, sama seperti dua cangkir teh di saat senja; hangat dan manis

senja begitu cepat brganti, dan smpai saat ini kau tetap kunanti

Suatu saat ada dimana masanya kita menikmati senja bersama di teras rumah. Kamu dan aku dengan secangkir coklat hangat ditangan

saat hujan reda, senja berpura-pura bahagia. jingga seolah menampakkan bahagia, nyatanya rindu berkalang duka.

Ketika waktu terasa membeku, kebisingan hilang, yang terdengar hanya degupan jantung kita berdua. Senja kala itu, saat bersebelahan denganmu

Rindu menyeruak saat senja menanti malam. Geloranya tak padam, meski diam-diam kupendam.

Ketika senja mulai tenggelam, ketika durjana malam datang, kau tersenyum indah diantara ribuan bintang, takkan kulukai senyumu sayang

aku tulis catatan-catatan kecil tentang kita, lalu kugantungkan di mega senja. semoga ia mampu mengingatkanmu ketika kau mulai lupa.

ketika dimabuk cinta hampir tak meninggalkan jeda, sela, dan waktu. hingga tak bisa membedakan pagi dan senja untuk terus memikirkan dia

Jauh adalah ketika kita duduk bersebelahan di bangku taman menatap senja, tapi hati kita di bangku yang berbeda.

jika aku tak bisa menjadi bintang terang di hatimu, biarkan aku menjadi bintang paling terang yg akan selalu kau tatap ketika senja tiba..

Ternyata, bukan hanya senja yg dapat padam. Yaitu amarah, ketika pelukmu merengkuh semua peluh. Aku terasa seperti bayi kecil di dadamu.

di akhir senja kuucap "selamat menikmati jingga kelabu senja kali ini. ketika tak ada jingga, buatlah seberkas cahayanya oleh senyummu

Senja selalu apa adanya, luka, kehilangan, adalah sajak-sajak yang tercipta di bawahnya, di ufuk mata; ketika genggaman mereda

Kata-katamu bisa seketika lebih bertenaga ketika merasakan rindu sambil memandang senja.

ketika senja dalam bis kota, kau menyapaku sembari malu, dan jendela biru tempat kita bercerita mulai penuh dgn kata

Aku sudah melihat jutaan senja, tapi tidak satupun dari mereka yang lebih indah daripada ketika kau memelukku sebagai sore yang sederhana.

Ketika senja mulai tenggelam, ku mulai menyadari kamu yang paling berarti, dan ketika sinar matahari menyapa ku sadari kamu hanya mimpi